Ketikahatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan. Supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain DIA. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepadaNYA. (Imam Syafi'i) 6 " Jangan mencintai seseorang yang tidak cinta kepada Allah. Jika Allah saja mereka tinggalkan, maka mereka juga pasti akan meninggalkanmu.". - Imam Syafi'i. 7. " Hati yang berdetak hanya untuk Allah akan selalu menjadi orang asing di antara hati yang berdetak untuk dunia.". - Dr. Bilal Philips. Allahyang menggenggam dan menggerakkan segala sesuatu. Cukup hanya kepada-Nya harap dan takut kita. Berharap dan takut hanya kepada Allah adalah salah satu jalan kebahagiaan. Jadi, bagi yang ingin bahagia, wajib berharap dan takut hanya kepada Allah. Bukan kepada sesama makhluk. Akan aneh jadinya jika kita mengharapkan sesuatu, atau bergantung قَالَإِنَّمَا أَشْكُوْ بثّيْ وَ حُزْنِيْ إِلَى اللهِ. " Dia (Ya'qub) menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. " (QS Yusuf: 86) Benar saja. Jika seseorang menampakkan dan mengadukan kesedihan serta kesulitan kepada manusia, maka hal itu tidak AbdullahGymnastiar atau Aa Gym dalam bukunya 'Cintai Allah Sepenuh Hati' menyebutkan salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda, "Ada tiga perkara yang jika itu semua terdapat pada diri seseorang, maka dia akan merasakan manisnya iman. Yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari selain keduanya, dia mencintai seseorang yang dia mencintainya hanya karena Allah dan dia benci kembali kepada analisis unsur intrinsik novel ronggeng dukuh paruk. Nasehat Dhuha Kamis, 13 Januari 2022 9 Jumadil Akhir 1443 H Oleh Sarwo Edy, ME Klikbmi, Tangerang – Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup. Dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia. Ali Bin Abi Thalib Dalam menjalani kehidupan, sering kali kita dihadapkan dengan bermacam-macam masalah. Kesusahan kadang datang secara tiba-tiba, kesulitan datang tidak terbantahkan, dan yang banyak terjadi adalah kekecewaan timbul karena gagalnya harapan. Sahabat BMI Kliker, Memang tidak ada manusia yang ingin hidupnya lebih buruk dari sebelumnya. Setiap manusia ingin hidupnya hari ini lebih baik dari hari kemaren. Hidupnya hari esok lebih baik dari hari ini dan seterusnya. Hal-hal itu biasanya kita sebut dengan harapan. Setidaknya, fenomena memanjatkan harapan-harapan itu banyak terjadi di penghujung akhir tahun dan pembuka awal tahun layaknya yang terjadi di pembuka tahun 2022 ini. Membuat list-list harapan itu memanglah tidak dilarang dalam agama. Bahkan Allah SWT dalam firman-Nya melarang kita untuk berputus asa dari rahmat-Nya. Allah berfirman di dalam surat Az-Zumar ayat 53 yang berbunyi قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ “Katakanlah, Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. QS. Az-Zumar 53 Dari ayat di atas, secara tersurat Allah melarang kita sebagai hamba-Nya untuk berputus asa dari Rahmat-Nya. Secara tersirat Allah memerintahkan kita untuk selalu berharap kepada-Nya dan mendapatkan rahmat-Nya. Hal ini juga yang menjadi puncak dari tingkat aqidah seseorang yaitu jika dalam menjalankan kehidupannya tertanam harapan Ar-Roja’, cinta Al-Hubb dan takut Al-Khauf kepada Allah di dalam dirinya. Yang menjadi masalah adalah banyak juga dari manusia yang ingin menyandarkan harapan-harapan yang sudah di list itu bukan kepada Rabb-nya, Akan tetapi berharap makhluk-Nya bisa memenuhi harapan-harapan itu. Secara jelas Allah mengingatkan kita agar menyandarkan harapan hanya kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ “ Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” QS. Al-Insyirah 8. Sebagai manusia, maka sudah sepantasnya kita hanya berharap kepada Allah Ta’ala. Karena manusia hanyalah makhluk-Nya yang memiliki berbagai kekurangan yang belum tentu bisa membantu serta menyelesaikan masalah kita. Dan perlu kita ketahui bersama bahwa mereka hanya sebatas manusia. Manusia yang juga sama-sama terlalu rapuh untuk menjadi tempat bergantung. “Ketika hatimu terlalu berharap pada seseorang, maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya pengharapan supaya mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui orang yang berharap kepada selain-Nya, Allah menghalangi dari perkara tersebut semata agar ia kembali berharap kepada Allah SWT.” Imam Syafi’i. Memang tidak mudah untuk bisa berharap sepenuhnya pada Allah. Tapi kita harus percaya dan yakin bahwa memang Allah lah satu-satunya dzat tempat untuk bersandar dan menggantungkan semua harapan. Karena Dialah yang paling mengetahui atas segala kebutuhan makhluk-Nya. Tahun Baru, Harapan Baru, Semangat Baru. Mari kita buat list-list harapan baru di Tahun Baru Masehi ini disertai dengan aksi yang maksimal dan berharap hanya kepada Allah bisa mengabulkannya. Singsingkan lengan baju, usap keringat ,gelar sajadah dan tadahkan tangan ke a’lam bish-showaab حسبنا الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير Hasbunallah wa ni’ma-l-wakil ni’ma-l-maulaa wa ni’ma-n-nashiir Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung Mari terus ber-ZISWAF Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 BSI eks BNI Syariah a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI 0000000888. Sularto/Klikbmi JAKARTA - Umat manusia memiliki banyak keinginan dan harapan. Mereka menyampaikan keinginan dan harapan kepada Allah SWT, agar Allah SWT mengabulkan keinginan dan harapannya. Namun, sering kali keinginan dan harapan tersebut tidak menjadi kenyataan. Menurut Syekh Ibnu Atha'illah dalam kitab Al-Hikam, keinginan dan harapan seorang hamba yang tidak menjadi kenyataan sesungguhnya adalah kebaikan bagi hamba tersebut. Bila seorang hamba merasa kecewa dengan hal tersebut, artinya ia belum mengerti hikmah dan rahmat Allah SWT. "Sesungguhnya sebab kamu merasa kecewa sedih atas penolakan Allah kepada kamu, karena kamu tidak mengerti hikmah dan rahmat Allah dalam penolakan itu." Syekh Atha'illah, Al-HikamTerjemah kitab Al-Hikam oleh Ustaz Bahreisy menambah penjelasan perkataan Syekh Atha'illah. Ia menerangkan, tidak sempurna iman seorang hamba terhadap Allah SWT sebelum ia memiliki dua sifat. Pertama, percaya penuh kepada Allah SWT, yakni bersandar dan berharap hanya kepada Allah SWT. Kedua, bersyukur atau berterimakasih kepada Allah SWT karena sudah dihindarkan dari ujian-ujian serupa yang ditimpakan kepada orang lain. Salah satu contohnya ujian berupa harta Bahreisy menambahkan, tidak sempurna iman seorang hamba kepada Allah SWT sebelum ia mengerti bahwa pemberian dari Allah SWT adalah sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Belum sempurna iman seorang hamba jika tidak mengerti bahwa penolakan Allah SWT atas keinginan dan harapannya adalah untuk menyelamatkan ia dari kemudharatan atau bahaya. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. penulis indah purnamasari & sigit pradito anggarakepada siapa kita berharap?sudah seringkah kalian kecewa karena harapan kalian sendiri? jika kalian sering terlalu berharap pada manusia maka kalian sering kecewa dengan harapan kalian sendiri , berharaplah kepada allah dan perbanyak doalag karena sesungguhnya yang memberi segalanya itu allah. dalam sebuah hadist “Ketika kamu berlebihan berharap pada seseorang, maka Allah akan timpakan padamu pedihnya harapan-harapan kosong. Allah tak suka bila ada yang berharap pada selain Dzat-Nya, Allah menghalangi cita-citanya supaya ia kembali berharap hanya kepada Allah SWT.” sudah jelaskan, maka mulai dari sekarang kalian yang membaca artikel ini berharaplah kepada allah, jangan terlalu berharap kepada manusia jika kalian tidak ingi di kecewa dengan harapan berfirman dalam surat Al insyirah ayat 8لَىٰ ارْغَبْ “dan hanya kepada Rabb-mu Doa kamu berharap”kita berdoa meminta pada Allah Subhanahu wa Ta'ala?Allah SWT adalah Rabb sang Pencipta ummat manusia dan seluruh makhluk di dunia ini. Dia Maha Mendengar Doa para hamba-Nya. Dialah Allah Khalik di alam semesta ini. Lihat Sosbud Selengkapnya Berikut adalah Hakikat berharap kepada Allah Swt., Cara Menumbuhkan Sifat Raja’ dan Manfaat Sifat Raja’A. Hakikat berharap kepada Allah Swt. Raja’Secara etimologis, raja’ berarti mengharap sesuatu atau tidak putus asaMenurut istilah, raja’ berarti berharap untuk memperoleh rahmat dan karunia Allah Swt. Sifat raja’ ini harus disertai optimis, perasaan gembira, sikap percaya dan yakin akan kebaikan Allah Swt. Lebih dari itu sifat raja’ harus dibarengi dengan amal-amal saleh untuk meraih kebahagiaan di akhirat. Seseorang yang berharap kepada Allah Swt. tanpa diikuti dengan amal, maka ia hanya berangan-angan dari sifat raja’ adalah putus asa dari rahmat Allah Swt. Seseorang yang putus asa atas rahmat Allah Swt. dikategorikan sebagai orang satu penyebab munculnya sifat putus asa dari rahmat Allah Swt. adalah tidak memahami bahwa rahmat Allah Swt. sangat luas bagi hamba- seseorang memiliki sifat raja’ maka ia akan bersemangat untuk menggapai rahmat Allah Swt. karena Dia memiliki sifat Maha Pengampun, Maha Pengasih dan Penyayang. Meskipun bergelimangan dosa, rasa optimis mendapat ampunan Allah Swt. tetap ada dalam hatinya. Namun perlu diingat bahwa sifat raja’ ini harus bersanding dengan sifat Abu Ali al- Rawdzabari, antara khauf dan raja’ ibarat dua sayap burung. Jika kedua sayap tersebut sama, maka burung tersebut akan mampu terbang secara sempurna. Namun jika kurang, maka terbangnya juga kurang sempurna. Dan jika salah satu sayap itu hilang, maka burung itu tak akan bisa terbang. Apabila kedua sayapnya hilang, maka tak butuh waktu lama burung itu akan khauf dapat mencegah seseorang berbuat dosa, sedangkan raja’ dapat mendorong untuk taat kepada Allah Swt. Imam al-Ghazali pernah ditanya, manakah yang lebih utama di antara sifat khauf dan raja’? Beliau balik bertanya, manakah yang lebih nikmat, air ataukah roti? Bagi orang yang kehausan, air lebih tepat. Namun bagi yang sedang lapar, roti lebih lebih tepat. Jika rasa dahaga dan lapar hadir bersamaan dengan kadar yang sama, maka air dan roti perlu dikonsumsi bersama-sama. Apabila hati seseorang ada penyakit merasa aman dari azab Allah Swt., maka obatnya adalah khauf. Sedangkan apabila hati seseorang ada penyakit merasa putus asa, maka obatnya adalah raja’.Jika sifat khauf dan raja’ ini melekat pada diri seseorang maka ia tak akan mudah menghakimi orang lain, sebab semua keputusan ada di tangan Allah Swt. Misalnya, ketika melihat orang yang ahli maksiat, tidak boleh divonis pasti masuk neraka, bisa jadi dalam hatinya ada harapan Allah Swt. akan mengampuninya, hingga Allah Swt. memasukkannya ke surga. Sebaliknya, seseorang rajin ibadah bisa jadi masuk neraka, karena ada sifat sombong dalam penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Hakikat berharap kepada Allah Swt. Raja’ adalah berharap untuk memperoleh rahmat dan karunia Allah Swt. yang disertai dengan sikap optimis, perasaan gembira, sikap percaya dan yakin akan kebaikan Allah Swt. dibarengi dengan amal-amal saleh untuk meraih kebahagiaan di Cara Menumbuhkan Sifat Raja’Berikut adalah cara menumbuhkan Sifat Raja’, antara lain1. Muhasabah atas nikmat-nikmat Allah atas nikmat-nikmat Allah Swt. berarti mawas diri atas apa yang telah diperbuat sebagai ungkapan syukur kepada Allah Swt. Tak ada manusia yang sanggup menghitung nikmat Allah Swt. Sifat raja’ akan muncul pada diri seseorang yang hatinya dipenuhi rasa syukur kepada Allah Mempelajari dan memahami Al-Qur`anAl-Qur`an merupakan kalamullah yang syarat dengan ilmu. Di dalamnya terkandung hikmah dan pelajaran bagi siapa saja yang ingin mengambilnya. Setiap ayat dan surat Al-Qur`an berisi pesan-pesan moral dari Allah Swt. kepada seluruh umat manusia. Dengan mempelajari dan memahaminya secara mendalam maka akan tumbuh sifat raja’.3. Meyakini kesempurnaan karunia Allah raja’ akan tumbuh pada diri seseorang apabila ia meyakini bahwa Allah Swt. telah memberikan karunia sempurna kepadanya. Allah Swt. telah memberikan rejeki yang cukup bagi semua makhluk ciptaan-Nya. Tak ada satupun makhluk di dunia ini yang sia-sia, pasti bermanfaat bagi kehidupan Manfaat Sifat Raja’Berikut adalah manfaat memiliki sifat raja’, di antaranya1. Semangat dalam ketaatan kepada Allah akan selalu dijerumuskan oleh setan ke jalan sesat. Setan akan mencegah seseorang yang berniat untuk berbuat baik. Apabila ia mampu melawan bisikan setan dan berhasil melakukan amal kebaikan, maka setan akan berusaha menghembuskan sifat riya’ dan takabbur ke dalam hatinya. Allah Swt. akan menurunkan rahmat-Nya kepada seseorang yang taat Tenang dalam menghadapi kesulitanHidup di dunia ini penuh dengan ujian dan cobaan. Semakin tinggi ilmu dan iman maka semakin berat pula cobaan yang diterima. Allah Swt. hendak memberikan pahala bagi hamba-Nya yang sedang diuji tersebut. Bagi seorang mukmin, kesulitan dihadapi dengan sabar dan harapan kepada Allah Swt. Dan ketika menerima nikmat, ia bersyukur kepada Allah Merasa nikmat dalam beribadah kepada Allah seseorang benar-benar mencintai sesuatu, maka ia akan merasa ringan dalam menghadapi kesulitan dan rintangan. Ibarat peternak lebah yang berjibaku memanen madu di sarang lebah, ia tak menghiraukan ancaman sengatan lebah karena ingat manfaat dan manisnya madu. Begitu pula seseorang yang rajin beribadah, ia hanya fokus pada kenikmatan surga, bukan pada beban berat dan kesulitan ibadah Menumbuhkan sifat optimisHarapan kepada Allah Swt. disertai ketundukan hati akan menjadikan seseorang optimis menghadapi cobaan hidup. Allah Swt. tidak akan membebani hamba-Nya di luar batas kemampuannya. Semua cobaan dan ujian dari Allah Swt. pasti ada jalan penyelesaiannya. Dan rahmat Allah Swt terhampar sangat luas bagi seluruh hamba yang memohon kepada-Nya. Hakikat Berharap kepada Allah SWT Raja’ – Kurikulum Merdeka, Kelas 10, PAI, Bab 7, Hakikat Mencintai Allah SWT, Khauf, Raja’, dan Tawakal Kepada-Nya. Pengertian Raja’Secara etimologis, raja’ berarti mengharap sesuatu atau tidak putus asa, hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. dalam al-Ankabut/29 5 berikut كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ اللّٰهِ فَاِنَّ اَجَلَ اللّٰهِ لَاٰتٍ ۗوَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ Artinya“Barangsiapa mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu yang dijanjikan Allah pasti datang. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” al-Ankabut/29 5Menurut istilah, raja’ berarti berharap untuk memperoleh rahmat dan karunia Allah Swt. Sifat raja’ ini harus disertai optimis, perasaan gembira, sikap percaya dan yakin akan kebaikan Allah Swt. Lebih dari itu sifat raja’ harus dibarengi dengan amal-amal saleh untuk meraih kebahagiaan di akhirat. Seseorang yang berharap kepada Allah Swt. tanpa diikuti dengan amal, maka ia hanya berangan-angan dari sifat raja’ adalah putus asa dari rahmat Allah Swt. Seseorang yang putus asa atas rahmat Allah Swt. dikategorikan sebagai orang sesat, sebagaimana firman Allah Swt. dalam al-Hijr/15 55-56 berikut بَشَّرْنٰكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُنْ مِّنَ الْقٰنِطِيْنَ 55قَالَ وَمَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّهٖٓ اِلَّا الضَّاۤلُّوْنَ 56Artinya“Mereka menjawab, “Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah engkau termasuk orang yang berputus asa.” 55 “Dia Ibrahim berkata, “Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat.” 56 al-Hijr/15 55-56Salah satu penyebab munculnya sifat putus asa dari rahmat Allah Swt. adalah tidak memahami bahwa rahmat Allah Swt. sangat luas bagi hamba-Nya. Perhatikan hadis berikut ini!عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا قَضَى اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابِهِ فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ الْعَرْشِ إِنَّ رَحْمَتِي غَلَبَتْ غَضَبِيArtinya“Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah Saw. bersabda “Ketika Allah menciptakan makhluk, Ia menulis pada suatu kitab, yang mana kitab itu berada disisi-Nya di atas Arsy, yaitu tulisan yang berbunyi “Sesungguhnya rahmat-Ku itu mengalahkan murka-Ku.” Bukhari 2955 dan Muslim 4939 Ketika seseorang memiliki sifat raja’ maka ia akan bersemangat untuk menggapai rahmat Allah Swt. karena Dia memiliki sifat Maha Pengampun, Maha Pengasih dan Penyayang. Meskipun bergelimangan dosa, rasa optimis mendapat ampunan Allah Swt. tetap ada dalam hatinya. Namun perlu diingat bahwa sifat raja’ ini harus bersanding dengan sifat khauf. Menurut Abu Ali al-Rawdzabari, antara khauf dan raja’ ibarat dua sayap burung. Jika kedua sayap tersebut sama, maka burung tersebut akan mampu terbang secara sempurna. Namun jika kurang, maka terbangnya juga kurang sempurna. Dan jika salah satu sayap itu hilang, maka burung itu tak akan bisa terbang. Apabila kedua sayapnya hilang, maka tak butuh waktu lama burung itu akan khauf dapat mencegah seseorang berbuat dosa, sedangkan raja’ dapat mendorong untuk taat kepada Allah Swt. Imam al-Ghazali pernah ditanya, manakah yang lebih utama di antara sifat khauf dan raja’? Beliau balik bertanya, manakah yang lebih nikmat, air ataukah roti? Bagi orang yang kehausan, air lebih tepat. Namun bagi yang sedang lapar, roti lebih lebih tepat. Jika rasa dahaga dan lapar hadir bersamaan dengan kadar yang sama, maka air dan roti perlu dikonsumsi bersama-sama. Apabila hati seseorang ada penyakit merasa aman dari azab Allah Swt., maka obatnya adalah khauf. Sedangkan apabila hati seseorang ada penyakit merasa putus asa, maka obatnya adalah raja’.Jika sifat khauf dan raja’ ini melekat pada diri seseorang maka ia tak akan mudah menghakimi orang lain, sebab semua keputusan ada di tangan Allah Swt. Misalnya, ketika melihat orang yang ahli maksiat, tidak boleh divonis pasti masuk neraka, bisa jadi dalam hatinya ada harapan Allah Swt. akan mengampuninya, hingga Allah Swt. memasukkannya ke surga. Sebaliknya, seseorang rajin ibadah bisa jadi masuk neraka, karena ada sifat sombong dalam raja’ akan tumbuh pada diri seseorang dengan melakukan hal-hal berikut inia. Muhasabah atas nikmat-nikmat Allah atas nikmat-nikmat Allah Swt. berarti mawas diri atas apa yang telah diperbuat sebagai ungkapan syukur kepada Allah Swt. Tak ada manusia yang sanggup menghitung nikmat Allah Swt. Sifat raja’ akan muncul pada diri seseorang yang hatinya dipenuhi rasa syukur kepada Allah Mempelajari dan memahami Al-Qur’anAl-Quran merupakan kalamullah yang syarat dengan ilmu. Di dalamnya terkandung hikmah dan pelajaran bagi siapa saja yang ingin mengambilnya. Setiap ayat dan surat Al-Qur’an berisi pesan-pesan moral dari Allah Swt. kepada seluruh umat manusia. Dengan mempelajari dan memahaminya secara mendalam maka akan tumbuh sifat raja’.c. Meyakini kesempurnaan karunia Allah raja’ akan tumbuh pada diri seseorang apabila ia meyakini bahwa Allah Swt. telah memberikan karunia sempurna kepadanya. Allah Swt. telah memberikan rejeki yang cukup bagi semua makhluk ciptaan-Nya. Tak ada satupun makhluk di dunia ini yang sia-sia, pasti bermanfaat bagi kehidupan Sifat Raja’Seseorang yang memiliki sifat raja’ akan memperoleh banyak manfaat, di antaranya adalaha. Semangat dalam ketaatan kepada Allah akan selalu dijerumuskan oleh setan ke jalan sesat. Setan akan mencegah seseorang yang berniat untuk berbuat baik. Apabila ia mampu melawan bisikan setan dan berhasil melakukan amal kebaikan, maka setan akan berusaha menghembuskan sifat riya’ dan takabbur ke dalam hatinya. Allah Swt. akan menurunkan rahmat-Nya kepada seseorang yang taat Tenang dalam menghadapi kesulitanHidup di dunia ini penuh dengan ujian dan cobaan. Semakin tinggi ilmu dan iman maka semakin berat pula cobaan yang diterima. Allah Swt. hendak memberikan pahala bagi hamba-Nya yang sedang diuji tersebut. Bagi seorang mukmin, kesulitan dihadapi dengan sabar dan harapan kepada Allah Swt. Dan ketika menerima nikmat, ia bersyukur kepada Allah Merasa nikmat dalam beribadah kepada Allah seseorang benar-benar mencintai sesuatu, maka ia akan merasa ringan dalam menghadapi kesulitan dan rintangan. Ibarat peternak lebah yang berjibaku memanen madu di sarang lebah, ia tak menghiraukan ancaman sengatan lebah karena ingat manfaat dan manisnya madu. Begitu pula seseorang yang rajin beribadah, ia hanya fokus pada kenikmatan surga, bukan pada beban berat dan kesulitan ibadah kepada Allah Swt. disertai ketundukan hati akan menjadikan seseorang optimis menghadapi cobaan hidup. Allah Swt. tidak akan membebani hamba-Nya di luar batas kemampuannya. Semua cobaan dan ujian dari Allah Swt. pasti ada jalan penyelesaiannya. Dan rahmat Allah Swt terhampar sangat luas bagi seluruh hamba yang memohon kepada-Nya. Itulah materi tentang Hakikat Berharap kepada Allah SWT Raja’. Semoga materi ini dapat membantu Anda dalam belajar, dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

berharap hanya kepada allah swt